Aquasprite Theme Demo

"0" dan "1"

Posted by Ahmad Saufani on Senin, 20 Desember 2010 , under | komentar (0)



Pelajaran berhitung yang kita terima ketika duduk di bangku SD hingga SMA, memiliki manfaat untuk kita. Maksudnya apa? Tidak hanya di sekolah kita menggunakan hitungan-hitungan, tetapi dalam kehidupan bermasyarakat kita juga menggunakannya. Misalnya dalam berdagang, menghitung uang, dsb. Lalu apa maksud dari tulisan "0" dan "1" ?

Ketika kita mengalikan sebuah angka dengan angka 0 pasti hasilnya nol. Angka berapapun itu jika dikalikan dengan angka 0 hasilnya nol. Beda halnya jika sebuah angka yang dikalikan dengan angka 1, maka hasilnya angka itu sendiri. Misalnya 1 x 10 = 10 atau 1 x 876565 = 876565, dst.

Saya pernah membaca buku karangan Ken Kawan Soetanto berjudul "Ubah Orang Buangan Menjadi Rebutan". Dalam buku tersebut, seorang mahasiswa yang menulis kesan dan pesan tiga baris tentang perkuliahan yang diberikan oleh Soetanto yaitu "….dengan "0", tidak akan ada permulaan dan dengan "1", mulailah terjadi sesuatu yang unlimited. Begitulah, satu langkah pertama sangatlah penting….."

Kita semua pasti memiliki mimpi dan harapan. Apakah itu ingin jadi dokter, kuliah di Universitas ternama, menjadi ilmuwan, menjadi pemimpin, atau mimpi-mimpi lainnya. Lalu apakah kita siap untuk meraihnya? Kalau siap, sejauh apa persiapan yang sudah kita lakukan untuk meraih mimpi itu? Apakah sudah berjalan setengahnya, seperempat, atau bahkan tidak sama sekali? Atau kita takut terjatuh untuk meraihnya?

Memang tidak mudah untuk meraihnya dan butuh perjuangan. Tetapi semua itu tidak akan terjadi sama sekali kalau kita tidak memulai melangkahkan kaki kita untuk mencoba meraihnya. Mari kita lihat seorang bayi. Ketika lahir, dia hanya bisa terbaring dan menangis. Lalu seiring berjalannya waktu, dia mencoba untuk merangkak, kemudian mencoba untuk berdiri, lalu mencoba untuk melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah untuk berjalan. Meskipun dia terjatuh, dia akan berdiri kembali dan terus melangkahkan kakinya agar bisa berjalan.

Itulah yang dimaksud dengan angka "0" dan "1". Kita semua mempunyai mimpi. Bagaimana kita bisa meraihnya kalau kita tidak memulai melangkah. Angka "0" diibaratkan sebagai langkah kita, sedangkan angka-angka lainnya adalah mimpi-mimpi kita. Ketika kita tidak berani untuk melangkah (0), maka mimpi-mimpi kita tidak akan terwujud. Matematikanya adalah 0 x angka berapapun hasilnya 0.

Berbeda dengan angka "1". Angka "1" diibaratkan sebagai langkah kita, dan angka-angka lainnya adalah mimpi-mimpi kita. Ketika kita berani melangkah satu langkah saja untuk meraih mimpi kita (1), maka mimpi-mimpi kita akan dapat terwujud. Matematikanya adalah 1 x angka berapapun maka hasilnya angka itu sendiri.

Jadi, sudahkah kita melangkahkan kaki kita untuk meraih mimpi kita? Atau kita masih ragu atau takut untuk melangkahkan kaki kita? Berani melangkah berarti berani menghadapi rintangan dalam meraihnya, dan tidak berani melangkah berarti takut menghadapi rintangan. Rintangan datang bukan untuk dijadikan hambatan atau halangan bagi kita untuk terus melangkah. Tapi justru rintangan yang ada kita jadikan sebagai tantangan untuk meraih mimpi kita.

"….dengan "0", tidak akan ada permulaan dan dengan "1", mulailah terjadi sesuatu yang unlimited. Begitulah, satu langkah pertama sangatlah penting….."

artikel terkait: ahmadsaufany.wordpress.com dan http://www.kompasiana.com/ahmadsaufany dan ahmadsaufany09.blogspot.com

Apapun Pendapat Manusia Pasti Tidak Akan Pernah Lengkap

Posted by Ahmad Saufani on , under | komentar (0)



Sepintas ketika mendengar atau membaca kalimat “apapun pendapat manusia pasti tidak akan pernah komplit” pasti akan menimbulkan tanda tanya dalam diri kita masing-masing. Apa maksud dari kalimat itu??

Sudah 3 semester saya mencicipi ilmu Psikologi. Ketika saya sedang belajar Psikodiagnostik, dosen saya berkata “apapun pendapat manusia pasti tidak akan pernah komplit”. Mungkin kita pernah berdebat habis-habisan dalam suatu diskusi, dan keributan dalam ruangan diskusi pun terjadi. Mungkin kita juga pernah seketika melihat teman kita yang “sedikit malas” dan kita mengatakan “dia koq bodoh sekali ya”, sedangkan teman kita yang lain mengatakan “dia itu pinter koq sebenarnya”. Setiap individu pasti memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang suatu hal. Lalu, apa hubungannya dengan kalimat di atas???

Sebagai contoh, ada seorang yang memakai baju dengan warna putih di bagian depan, dan warna hitam di bagian belakang. Lalu kemudian ada seseorang lainnya yang berada di belakang orang yang berbaju hitam-putih, dan seorang lainnya lagi berada di depan orang yang berbaju hitam-putih tersebut. kemudian mereka ditanya, apa yang kamu lihat???

orang yang berada di belakang menjawab “saya melihat pakaian yang berwarna hitam”

orang yang berada di depan menjawab “saya melihat pakaian berwarna putih”

so, terdapat dua pendapat yang berbeda. perbedaan pendapat tersebut terjadi karena masing-masing individu tersebut tetap berada pada lokasi tempat berdiri masing-masing. Itulah mengapa pendapat manusia tidak pernah komplit. Maksudnya, individu melihatnya dari satu sisi saja, tanpa melihat dari sisi-sisi lainnya. Jika orang yang berada di depan di suruh pindah dan melihat dari beakang, begitu juga sebaliknya, orang yang berada di belakang disuruh pindah dan melihat dari depan. Pasti masing-masing individu tersebut melihat dan merasa kalau apa yang dilihatnya kini berbeda dari apa yang dilihatnya pertama sekali.

Kesimpulannya, karena pendapat manusia itu berbeda-beda, dan perbedaan itu terjadi karena ketidakberanian untuk mencoba melihat dari sisi lain pandangan kita. Karena dengan melihat sesuatu dari berbagai macam sisi, maka pendapat kita pasti akan terlengkapi.

Artikel Terkait: ahmadsaufany.wordpress.com dan http://www.kompasiana.com/ahmadsaufany

Contact Me

Contact Form

Name *
Email *
Subject *
Message *
Image Verification
captcha
Please enter the text from the image:
[Refresh Image] [What's This?]
Powered byEMF HTML Form
Report Abuse